Minggu, 13 November 2016

Serba-Serbi Hidup di Perancis: Sekilas mengenai kehidupan Sosial, Budaya dan Agama di Montpellier

[Foto kumpul2 dan makan bersama bersama teman2 sekelas dari berbagai negara]
Kurang lebih sudah 1.5 bulan saya tinggal di Perancis untuk menempuh studi di jenjang Master bidang Pengajaran bahasa Perancis dan Inggris sebagai bahasa Asing di Universitas Montpellier di Montpellier Perancis. Pada umumnya, kuliah di Perancis yang menuntut mahasiswa asing yang khususnya berasal dari negara non-francophone (bukan dari negara dimana bahasa Perancis adalah bahasa utama atau kedua) untuk memenuhi tingkat kemampuan bahasa Perancis pada tingkat minimum B2 (Menengah-lanjut) ini terbilang bukanlah suatu hal yang baru di negara ini dan memang sudah menjadi ‘mahar’ utama untuk meminang calon kampus dambaan di berbagai wilayah Perancis, kecuali pada beberapa kampus swasta.
Montpellier, kota yang terletak di selatan Perancis dengan julukan 300 jours de soleils par an (300 hari dibawah terik matahari per tahun) ini merupakan kota yang berkembang dengan pesat dan kaya akan keragaman budaya dan agama. Sehari-hari sangat mudah menemukan pemeluk muslim yang lalu lalang di berbagai sudut kota dan didalam tram (transportasi umum seperti kereta listrik). Memang, Perancis dikenal sebagai negara yang memiliki nilai Laïcité atau sekuler dan banyak isu-isu pertentangan agama yang beredar yang mungkin dapat membuat sebagian orang was was untuk berangkat dan hidup disini untuk mempraktekkan nilai-nilai agamanya pada tempatnya. Namun pada kenyataannya, banyak kakak-kakak atau adik-adik hingga ibu-ibu yang berjilbab yang lalu lalang dengan bebas disini serta berbaur dengan masyarakat lainnya tanpa ada diskriminasi. Sering juga saya jumpai mereka yang mayoritasnya berasal dari Maroko dan Algeria ini berbincang-bincang bebas dengan bahasa arab fushah atau ammiyah di ruang publik tanpa ada kecaman maupun sindiran.
Terkait mengenai kehidupan beribadah dan budaya muslim disini, sangat mudah menemukan masjid/ madrasah disekitar kota ini, setidaknya tidak sesulit yang saya bayangkan sebelumnya. Dikarenakan mayoritas muslim yang berasal dari wilayah Maghreb (Maroko, Algeria, Tunisia), khutbah jum’at dilaksanakan dengan bahasa Arab. Selain itu, dapat kita temukan juga budaya persaudaraan mereka setelah shalat jum’at, seperti makan couscous bersama di satu wadah besar sambil bersalam sapa setelah usai ibadah jum’at. Jadi, tidaklah heran jika setiap berada pada momen ini, kesan utama yang saya rasakan adalah seperti sedang berada di “Arab”.
[Suasana usai shalat jum'at di Montpellier]
Sedangkan untuk soal perut, makanan halal juga sangat mudah dijumpai di kota yang saya huni. Salah satu hal unik diluar dugaan saya sebelumnya, yaitu adanya ‘Pasar Arab’, yaitu pasar yang dipenuhi oleh pedagang-pedagang yang berasal dari Maroko, Algeria dan Tunisia serta mayoritas pembelinya yang juga berasal/ keturunan dari negara yang sama. Ketika berada disini kita akan banyak melihat wanita-wanita berhijab, laki-laki mengenakan “pakaian muslim” serta mendengar budaya tawar-menawar dengan bahasa Arab yang saya tidak mengerti sama sekali walau saya sebenarnya juga alumni bahasa dan sastra Arab. Jadi, tidaklah heran jika ketika berada disini lagi-lagi saya merasa seperti sedang di “Arab”.
Masih mengenai status keagamaan. Sebelumnya saya berpikiran bahwa haram mutlak hukumnya untuk menanyakan status agama seseorang di negara ini. Namun, tak jarang dísela-sela perkenalan saya dengan seseorang, tepatnya ketika saya menyebutkan bahwa saya berasal dari Indonesia yang merupakan negara dengan mayoritas penduduknya beragama Muslim, saya ditanyakan “Alors tu es Musulman?” yang berarti “Kamu seorang muslim?”. Bahkan juga seseorang dari Maroko yang menebak langsung status agama saya dari nama saya yang lumayan “pasaran” di Maroko. Namun, bukan hanya dari kenalan yang muslim, tapi juga seseorang kenalan lainnya yang beragama kristen yang baru saya kenal di jalanan pun pernah menanyakan hal tersebut dengan ramah dan tertarik untuk mengetahui yang halal dan haram dalam ajaran Islam (Tertarik mempelajari pengetahuan keislaman bukan berarti ia berminat masuk Islam).
Kembali ke pembahasan tentang atribut keagaman, singkatnya, disini pemakaian jilbab tidak dilarang untuk dikenakan di sekolah hingga universitas, kecuali mungkin untuk beberapa akademi tertentu. Akan tetapi, berdasarkan dari informasi yang saya peroleh dari kenalan lainnya disini, pemakaian atribut agama dilarang untuk dikenakan di tempat kerja. Sedangkan bagi laki-laki, konservasi jenggot sama sekali tidak dilarang. Hal ini sesuai dengan pengalaman saya dari mengurus visa, tiba di bandara Charles de Gaulle Paris, hingga sekarang ini. Dengan kata lain, tidak pernah ada yang menyinggung tentang hal tersebut, apalagi menduga bahwa yang jenggotan identik dengan Muslim anti agama lain atau bahkan seorang mantan atau calon bakal jenderal teroris.
[Wanita bebas lalu lalang dengan jilbab/kerudung]
Untuk pembahasan lainnya, yakni mengenai hari libur. Sebelumnya, saya sering mendengar bahwa Indonesia kebanyakan hari liburnya. Namun pada kenyataannya, hari libur nasional disini tidak kalah banyaknya dari negara kita. Sejak saya tinggal disini dari bulan Oktober hingga sekarang, terhitung bahwa hari libur disini mengungguli hari libur yang ada di Indonesia pada waktu yang sama.
Sebagai penutup, saya tidak memaparkan kesimpulan, karena kesimpulannya ada pada diri anda masing-masing. Wassalam.

Kamis, 29 September 2016

Pengalaman Ikut Seleksi Beasiswa Studi Luar Negeri dari Kemenag/ DIKTIS a.k.a MORA Scholarship 2016


Setelah sekian lama, kali ini saya akan berbagi pengalaman saya dalam mengikuti seleksi beasiswa yang kesekian kalinya untuk program Master degree. Perlu diketahui juga bahwa ini adalah pengalaman yang baru saja saya lalui pada seleksi tahun 2016 ini, jadi bisa jadi terdapat perbedaan jika dibandingkan dengan seleksi pada tahun sebelumnya atau tahun kedepan. Selamat membaca!

MORA yang merupakan abreviasi dari Ministry of Religious Affairs atau Kementerian Agama RI merupakan salah satu kementerian di Indonesia yang aktif dalam menyelenggarakan program beasiswa studi dalam dan luar negeri kepada masyarakat yang memenuhi kriteria di Indonesia. Salah satu program yang saat ini sedang dikelola oleh Bapak Mastuki dari DIKTIS-Kemenag untuk mempersiapkan potensi SDM yang berkelanjutan di Indonesia adalah program 5000 Doktor. Informasi lebih lanjut mengenai program yang ditawarkan serta persyaratan yang harus dipenuhi dapat dicek langsung pada situs resminya yaitu: http://scholarship.kemenag.go.id/

Saya sendiri merupakan salah satu pelamar yang ikut berpartisipasi dalam seleksi beasiswa ini pada tahun 2016 untuk program master luar negeri. Beasiswa ini merupakan beasiswa pendidikan yang kurang lebih ke enam kalinya saya lamar setelah mengalami kegagalan pada berbagai aplikasi beasiswa sebelumnya dari berbagai instansi pemerintah. Salah satu pengalaman mengikuti seleksi beasiswa juga sudah pernah saya bahas pada tulisan sebelumnya. Kali ini, setelah mempersiapkan diri dengan belajar dari berbagai kekurangan dari pengalaman sebelumnya, Alhamdulillah saya dinyatakan lulus menjadi awardee Mora Scholarship 2016.

            Adapun program beasiswa yang saya ikuti adalah Beasiswa Studi S2 LN sebagai program penunjang dari Program 5000 Doktor. Seleksi awal saya lalui dengan mengisi form online di situs Mora Scholarship dengan mengupload seluruh persyaratan yang diminta pada form aplikasi online yang dapat diperoleh dengan mendaftarkan diri dahulu sebelumnya. Yang harus diingat adalah, kita harus memastikan telah membaca dengan teliti seluruh persyaratan dan juga batas waktu program yang dilamar agar dapat memenuhi kriteria awal dalam seleksi administrasi. Sesuai dengan pengalaman pribadi, bila segala berkas persyaratan umum dan khusus terpenuhi, saya yakin seleksi pada tahap ini dapat dilalui dengan lancar. Sebagai contoh, bila ingin melamar studi untuk ke negara/ kampus yang memerlukan kompetensi bahasa inggris dan skor IELTS yang diminta adalah minimum 6.5, maka jangan terlalu percaya diri akan lolos dengan melampirkan sertifikat dengan skor dibawah itu (kecuali jika nantinya ada pertimbangan atau kebijakan baru). Pastikan juga sertifikat tersebut dari lembaga yang diakui dan asli, karena bila tidak, skor 9.0 pun pasti akan ditolak atau bahkan diblack list karena melakukan pemalsuan dokumen!!. Selain itu, jangan pernah menganggap enteng seleksi pada tahap ini, karena seleksi selanjutnya bergantung dari lulus atau tidaknya pada tahap ini.

            Pada saat saya mengikuti seleksi beasiswa ini, setelah melalui seleksi administrasi, selanjutnya akan ada pengumuman untuk mengikuti tahap on the spot essay writing, tes psikologi, LGD serta tahap interview yang wajib diikuti oleh seluruh peserta yang lolos tahap administrasi di Acacia Hotel, Jakarta Pusat (akomodasi dan konsumsi menjadi tanggungan masing-masing peserta). Jadi pada saat persiapan untuk mengikuti seleksi selanjutnya, saya dan teman-teman lain yang diluar Jakarta/ pulau Jawa harus menuju ke Jakarta untuk menghadapi tes selanjutnya. Pada saat itu, seluruh peserta diharuskan juga membawa seluruh berkas yang telah diupload untuk verifikasi kembali dan harus mengikuti semua tahap tes selanjutnya tersebut pada hari yang sama.
            Sebelum tulisan ini menjadi novel yang penuh nostalgia, tanpa basa basi langsung saja kita masuki pada tahap penulisan essai. Disini, setiap peserta diharuskan menulis dengan bahasa utama di negara/ kampus tujuan nantinya. Pada saat itu, peserta dibagi menjadi tiga kelompok, kelompok essai dengan bahasa Arab bagi yang memiliki tujuan studi ke negara-negara yang berbahasa Arab, seperti Mesir, Sudan, dsb. Kemudian juga ada kelompok essai dengan bahasa Inggris bagi yang ingin melanjutkan studi ke negara seperti US, Aussie, UK, dan lainnya. Dan yang terakhir adalah kelompok yang akan menulis essai dengan bahasa Perancis. Kelompok yang terakhir ini adalah peserta seleksi untuk tujuan studi ke Perancis dan Belgia. Untuk topik essai, pada saat itu, peserta akan menulis pendapatnya masing-masing mengenai organisasi Islam atau perguruan tinggi Islam di Indonesia. Waktu yang diberikan sekitar 30 atau 45 menit (udah agak lupa durasinya). Selama sesi ini, penggunaan berbagai alat elektronik dan ngobrol dengan peserta lain tidak diperbolehkan. Adapun tips dalam mengerjakan essai dengan topik dan durasi yang ditentukan adalah dengan tetap menuliskan dan mengembangkan ide sesuai dengan isu yang diangkat dengan juga memperhatikan struktur bahasa yang tepat. Mengenai gaya dan strategi menulis, saya yakin setiap orang memiliki gaya dan strateginya masing-masing, ada yang membuat draft atau konsep terlebih dahulu, ada yang langsung menulis paragraf, dan ada yang menghabiskan sedikit waktu untuk berpikir pada saat awal dan kemudian langsung mem print-out hasil pemikirannya dengan pena pada lembaran kertas yang diberikan.
            Selanjutnya, pada tahap tes psikologi, seluruh peserta akan diarahkan untuk memperhatikan instruksi dari para psikolog mengenai petunjuk pengisian setiap jenis soal yang diberikan. Pada saat saya dan teman-teman mengikuti tes ini, psikolog yang menjadi tim penilai dan instruktor berasal dari Pusat Psikologi UIN Syahid Jakarta. Jadi tenang saja, karena mereka bukan psikiatris dari rumah sakit jiwa setempat untuk mengetes tingkat kenormalan anda. Tes psikologi yang diberikan bukan tes TPA/ tes potensi akademik, melainkan tes seperti EPPS yang nantinya akan dihadapkan dengan berbagai pernyataan dengan pilihan setiap pernyataan dengan dua opsi mengenai kecenderungan sikap seseorang ketika dihadapkan pada suatu kondisi tertentu. Seiingat saya kurang lebih seperti ini;
-       -  Ketika sedang dihadapkan dengan kondisi yang sulit, saya cenderung:
a.       Marah sejadi-jadinya dan ingin membanting benda apa saja disekitar saya
b.      Mencoba untuk tenang dan mencari jalan keluar
-        - Saya lebih cenderung:
a.       Ingin diperhatikan ketika sedang sakit
b.      Memberi instruksi dengan detail kepada bawahan tentang apa yang harus dikerjakannya.

Selain itu juga ada tes yang menyerupai Tes EPPS namun cara pengisiannya yang berbeda. Tes menggambar pohon dan orang juga di uji. Waktu seluruh tes kurang lebih 1.5 jam (sudah agak lupa durasi tepatnya). Tujuan tes ini diadakan lebih untuk mengukur potensi dan tingkat kesiapan calon peraih beasiswa untuk hidup dinegara tujuan dan cara menghadapi permasalahan pada masing-masing individu nantinya. Pada tes ini, tidak ada tips yang lebih baik daripada mengikuti seluruh petunjuk instruktor/ psikolog dan menjawab pertanyaan dengan seadanya, bukan karena ingin terlihat seperti orang yang sempurna.

            Setelah tes psikologi berakhir dan diberi jeda/ istirahat sekitar 20-30 menit, selanjutnya peserta akan bersiap-siap untuk mengahadapi sesi Leaderless Group Discussion/LGD atau secara harfiah berarti diskusi tanpa pimpinan. Pada sesi ini, setiap kelompok yang telah dibagi sebelumnya yang beranggotakan kira-kira 5-8 orang akan mengikuti sesi diskusi yang berdurasi kurang lebih 15 menit untuk membahas suatu topik yang diberikan oleh pengamat LGD. Walaupun LGD secara umum berarti diskusi tanpa adanya pemimpin, bukan berarti juga tidak ada yang mau memulai pembicaraan sebelum disuruh Pak guru, namun disini salah satu peserta harus memiliki inisiatif untuk mengawali diskusi sesuai dengan topik yang diberikan dan untuk selanjutnya dibahas dengan masing-masing sudut pandang dari peserta lain. Dikarenakan keterbatasan waktu, tidak perlu mengawali diskusi dengan perkenalan diri yang panjang lebar. Selain itu, juga ingat untuk mampu menahan diri dari lapar dan haus berargumentasi hingga terkesan mendominasi atau dengan kata lain seperti memberi kultum pada sidang jama’ah LGD yang lainnya, namun cukup berbicara dengan poin yang singkat, padat dan jelas dan berikan jatah anggota lain untuk memberi pendapatnya. Sebaliknya, juga jangan sampai terkesan pasif seperti sedang mendengar siraman rohani dari AA gym. Dan yang perlu diperhatikan juga adalah sesama anggota harus saling hormat dan menghargai pendapat satu sama lain, dan jika ada yang berkata agak kurang tepat maka janganlah anda menyanggahnya secara tajam hingga ia kehilangan muka di depan publik. Selanjutnya, bila masih ada waktu yang tersisa hingga semuanya telah berkesempatan untuk memberi komentar/ sudut pandang masing-masing, maka boleh ditambahkan seperti memberi kesimpulan atau tambahan sedikit.

            Pada sesi terakhir, yaitu wawancara,  saya beserta teman-teman peserta lainnya kembali dibagi untuk menunggu memasuki ruang wawancara berdasarkan bahasa pada negara/ kampus pilihan masing-masing. Saya sendiri bersama dengan teman-teman lain yang memilih negara/ kampus yang  memakai bahasa Perancis sebagai bahasa pengantar mengikuti sesi wawancara dengan FULL bahasa Perancis. Begitu juga yang saya dengar dari teman-teman yang memilih negara/kampus tujuan dengan bahasa Arab dan Inggris. Mungkin saja untuk kedepan bila ada yang memilih studi ke Spanyol, maka wawancara akan dilakukan dengan bahasa tersebut J.  Durasi rata-rata sekitar 12-15 menit/peserta dan akan direkam dengan voice recorder selama sesi tersebut berlangsung. Disini, saya juga akan berbagi sedikit tips dalam menghadapi wawancara beasiswa sesuai dengan pengalaman pada wawancara beasiswa Mora Scholarship 2016, saya diminta untuk memberikan respon pada berbagai hal seperti berikut;
1.      Perkenalan diri: kurang lebih presentasikan diri anda, latar belakang pendidikan dan pekerjaan/ aktivitas yang telah atau sedang dilakukan, ingin belajar dimana dan mengapa, dan sedikit tentang minat kajian yang selanjutnya dapat dihubungkan dengan kampus/jurusan tujuan. Kemukakan saja dengan singkat, karena ini adalah sesi perkenalan dan bukan sesi tanya jawab rinci, karena nantinya anda berkesempatan untuk mengemukakannya pada saat para interviewer yang mungkin akan mem follow up respon yang telah anda sampaikan.

2.      Review berkas administrasi (Sertifikat bahasa, LoA, CV): Disini, interviewer akan kembali menanyakan sedikit tentang riwayat pendidikan atau pengalaman yang tertulis di CV dan juga meninjau kembali keaslian dan pihak yang mengeluarkan LoA dan sertifikat bahasa yang telah dilampirkan dalam berkas aplikasi.

3.      Motivasi memilih kampus, jurusan dan negara tujuan: Mengapa memilih kampus A daripada kampus B,C, D hingga Z di negara tujuan tersebut, dan juga kenapa mengambil jurusan X, bukan Y?

4.      Kontribusi kedepan: Setelah studi apakah mau menetap di Perancis atau bagaimana? Jelaskan mengapa bila anda ingin menetap diluar atau kembali di Indonesia, dimana anda akan bertugas dan apa strategi dalam mewujudkan target kedepan anda tersebut.

5.      Rencana penelitian: Saya diminta untuk menjelaskan kembali tetang pentingnya topik yang saya angkat, manfaatnya dan juga apa perbedaan dari studi-studi sebelumnya sehingga layak dan menarik untuk dikaji.

6.      Pandangan mengenai salah satu Isu terkini: pada saat itu, saya diminta untuk memberikan sudut pandang mengenai ISIS.

7.      Mengapa anda layak untuk menerima beasiswa ini?: kurang lebih pertanyaan ini sama dengan ‘apa yang berbeda pada diri anda dibandingkan dengan kandidat lainnya?’ dan ‘Mengapa kami harus memilih anda?’. Jadi, disini usahakan untuk menjadikan momen ini sebagai ajang anda untuk menjual diri dan meyakinkan interviewer bahwa anda layak dan siap untuk meraih beasiswa ini. Ungkapkan kelebihan anda, usaha yang selama ini telah anda lakukan dan yang akan anda lakukan bila nantinya terpilih, serta hal lainnya yang dianggap perlu. Namun, perlu diingat jangan sampai berbicara seolah-olah anda membuat-buat/ melebih-lebihkan diri sendiri walaupun sebenarnya apa yang anda katakan adalah benar. Jadi tetap tunjukkan kerendahan diri dan juga keyakinan.

Setelah melewati seluruh tahap seleksi ini, selanjutnya marilah persiapkan mental masing-masing untuk menghadapi pengumuman tahap final. Jika belum lolos, mungkin ada yang harus diperbaiki untuk kesempatan seleksi selanjutnya dari instansi yang sama atau tidak, dan bila lolos, wajar bila bersikap puas sewajarnya terhadap usaha yang telah kita capai. Namun, apakah kita harus terus bersikap santai seakan momen penantian untuk meraih mimpi kuliah di luar negeri telah selesai?. Tunggu sesi berbagi pengalaman selanjutnya tentang beberapa tantangan dan penantian baru pasca kelulusan seleksi beasiswa luar negeri!
Salam sukses dan selamat berburu beasiswa!

Jumat, 13 November 2015

PENGALAMAN WAWANCARA BEASISWA LPDP 2015

PENGALAMAN  WAWANCARA BEASISWA LPDP (PROGRAM AFIRMASI 3T MASTER LN 2015)
          Tahap wawancara merupakan salah satu tahap yang sangat berpengaruh pada kelolosan seorang kandidat LPDP. Pada tahap ini pula proses LGD dan Essay on the spot dilaksanakan, baik pada hari yang sama, maupun hingga selang hari kedua berikutnya. Walaupun tahap wawancara begitu penting, alangkah baiknya bila kita juga mempersiapkan diri dengan baik untuk proses LGD dan Essay on the spot writing.
Sesuai dengan pengalaman saya pada saat wawancara beasiswa LPDP, pertama kali para peserta diharuskan untuk menunggu giliran masuk ke dalam ruang wawancara. Sebagai informasi, pada umumnya seleksi wawancara, khususnya yang berada di daerah pulau jawa dan sekitarnya, diadakan didalam ruang yang besar dengan pembagian tim pewawancara yang berbeda didalam satu ruangan. Namun, saya dan beberapa teman lainnya yang pada saat itu mendapatkan jadwal wawancara di Gedung keuangan Banda Aceh diwawancarai didalam satu ruang untuk satu tim pewawancara dan satu orang kandidat. Pada saat itu, rata-rata saya dan teman-teman menghabiskan waktu sekitar 25-45 menit per wawancara.
Ketika proses wawancara berlangsung, bahasa yang saya gunakan adalah sekitar 30% bahasa Inggris dan selebihnya menggunakan bahasa Indonesia. Begitu pula dengan teman-teman yang lainnya, sepertinya tidak ada yang mendapatkan wawancara full English saat itu. Namun, sangat dianjurkan untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk menghadapi wawancara dengan full English dan full bahasa Indonesia demi meningkatkan kelancaran serta kepercayaan diri di hari tes. 
Menurut pengalaman saya, adapun beberapa poin utama dalam wawancara yang perlu anda persiapkan dan dalami yaitu sebagai berikut:
1.   Perkenalan diri: Pada umumnya, silahkan memperkenalkan diri anda meliputi; nama, pendidikan terakhir, jurusan dan kampus tujuan, deskripsi singkat alasan pemilihan prodi dan kampus tersebut, aplikasi ilmu setelah tamat nanti, dan sebagainya. Hal diatas hanyalah poin-poinnya saja, selanjutnya silahkan di rangkai kata dengan gaya bahasa andalan anda.
Disini usahakan jangan terlalu singkat dan juga jangan terlalu panjang. Waktu untuk perkenalan diri untuk mencakup semua itu usahakan kurang lebih 2-4 menit. Pada sesi ini. Bayangkan saja anda seperti memberikan gambaran umum/ abstrak untuk memperkenalkan tugas akhir anda. Jadi, usahakan dapat semenarik mungkin agar anda mendapatkan kesan utama dari Bapak/Ibu pewawancara.
2.   Setelah anda selesai memperkenalkan diri dengan singkat, selanjutnya salah satu/ satu per satu pewawancara akan mem follow-up / meminta anda untuk menguraikan kembali salah satu poin penting yang ingin diketahui lebih lanjut. Misalkan, anda diminta untuk menguraikan kembali alasan anda dalam memilih jurusan dan kampus tujuan anda. Disini, siapkan diri anda untuk mengerti poin apa yang kira-kira pewawancara ingin anda sampaikan, karena gaya pertanyaannya mungkin dapat mengacaukan tingkat fokus anda. Seperti, ‘kenapa anda tidak memilih kuliah di UI saja?, ataupun kenapa tidak memilih ke Harvard atau Oxford saja?’. Pada pertanyaan semacam itu, fokuslah pada tujuan utama anda dalam memilih kampus atau jurusan pilihan dan jangan sampai hilang fokus dan pikiran menjadi bercabang-cabang.
3.   Selanjutnya, siapkan diri apabila pewawancara ingin anda untuk menjelaskan kontribusi atau kegiatan yang selama ini anda telah/ sedang lakukan, khususnya yang berkaitan dengan ruang lingkup yang akan anda jalani kedepan. Apabila anda melamar beasiswa program afirmasi 3T, maka tonjolkan kegiatan anda bersama masyarakat serta dampaknya di lingkungan sekitar, kegiatan tersebut dapat berupa mengajar di TPA, menjadi panitia kegiatan di desa, dan sebagainya.

4.   Penelitian yg telah dan akan dilakukan
Hal-hal yang berkenaan dengan topik penelitian yang telah anda tuliskan dalam rencana studi juga kemungkinan besar akan dipertanyakan kembali, khususnya apa manfaat serta pengaruh penelitian tersebut pada lingkungan anda serta kenapa anda harus melakukan penelitian tersebut. Disamping itu, bila jenjang pendidikan yang akan anda jalani masih berhubungan dengan pendidikan sebelumnya, pewawancara dapat menyinggung penelitian anda di tesis/ skripsi sebelumnya untuk melihat minat penelitian anda. Disini, jangan sampai anda bimbang ditengah jalannya wawancara ketika pewawancara sempat mengecoh anda dengan pertanyaan atau tanggapannya.

5.   Pertanyaan samar-samar/ psikologis/ PPKN/ isu lokal, nasional, internasional
Berdasarkan pengalaman-pengalaman beberapa pejuang beasiswa LPDP sebelumnya, selain dari pada pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan motivasi dan latar belakang anda, pertanyaan lainnya berupa peran anda dalam keluarga hingga pasal-pasal serta pancasila dapat pula ditanyakan dalam proses wawancara. Walaupun bisa saja hal tersebut tidak dipertanyakan, namun tidak ada salahnya untuk mempersiapkannya juga, hitung- hitung untuk tambah wawasan serta menambah level percaya diri sebagai pemuda Indonesia. Sebagai informasi, saya sendiri sebenarnya sudah mempersiapkan diri untuk hal ini, seperti pancasila dan sumpah pemuda dalam bahasa Inggris, pembukaan UUD. Tapi pada hari wawancara, pertanyaan yang agak ‘aneh’ yang muncul di pertengahan-akhir wawancara yakni : “Berapa orang teman kamu di seluruh Aceh ini?”.   

6.   Melihat kembali konsistensi dan motivasi anda
Mirip dengan pertanyaan yang agak samar-samar sebelumnya, para pewawancara mungkin tidak akan menanyakan secara langsung seperti “Apa kamu sudah yakin mau kuliah di jurusan … di kampus …. Di negara “…”?, Namun, pertanyaan tersebut lebih kepada bahasa tersirat, seperti: “Kamu ini punya potensi lebih, jurusan yang akan kamu ambil itu sudah banyak yang ambil dan kurang memberi kontribusi kepada masyarakat dan negara, ambil yang lain saja… seperti ekonomi, teknik, dsb…” . Begitulah kira-kira perkataan dari pewawancara berdasarkan pengalaman saya. Di satu sisi, saya berpikir bahwa pewawancara mungkin bersungguh-sungguh mengatakan hal tersebut, di sisi lain, bisa jadi itu adalah perkataan yang bersifat memancing. Disini saya mengambil kesimpulan bahwa uraian yang telah saya berikan tentang motivasi pemilihan jurusan dan kampus masih kurang memberi kesan, sehingga mereka ingin menggali informasi lebih tentang kelebihan jurusan yang akan kita tekuni. Jadi,jika pertanyaan seperti itu sempat muncul, usahakan berpikir lagi tentang apa yang belum sempat tersampaikan yang berkaitan dengan poin pertanyaan/ sanggahan tsb. Namun jangan sampai mengada-ngada karena tidak tahu harus mengatakan apalagi.

7.   Penutupan     
Pada saat penutupan, jangan lupa merapikan dokumen anda, kembali berterima kasih atas waktu serta kesempatan yang diberikan dan jabat tangan mereka dan beri salam sebelum keluar. Dan berdoalah agar lulus dan kedepannya diberi kemudahan.

Semoga dapat membantu dan Selamat berjuang !

Minggu, 18 Oktober 2015

Perbedaan antara: Although, even though, though, in spite of, dan despite

Dalam Bahasa Inggris, seringkali kita temui kata-kata although, even though, thoughin spite of, dan despite didalam percakapan, tulisan, maupun soal TOEFL. Namun dikarenakan beberapa kata tersebut masih kurang familiar dalam penggunaan bahasa inggris kita sehari-hari, sering kali kita bingung dikala kita harus memilih kata yang tepat untuk melengkapi kalimat maupun dalam percakapan bahasa Inggris. Dari berbagai sumber yang pernah saya pelajari, kata-kata tersebut memang memiliki arti yang mirip bahkan sama persis, yang mana digunakan untuk pemakaian kata yang berarti walaupun atau meskipun. Berikut adalah uraian singkat yang menunjukkan pemakaian yang tepat dalam kalimat yang digunakan:

1. Although

Digunakan dengan pola kalimat berikut: 
- Although I had studied hard for the TOEFL test, I still didn't achieved a high score yet.
- Ali likes to share his money to the poor although he is not a rich man

Dari contoh kalimat tersebut, dapat dilihat bahwa although digunakan ketika ada subjek didepannya, atau singkatnya (Although+Subjek+pelengkap kalimat)

2. Even though

Digunakan dengan pola kalimat sebagai berikut:
- Even though his father is a laborer in a small village, Doni never complain about it
- They always respect their teachers, even though they are so naughty

Penggunaan even though sama dengan although dalam hal posisi atau susunan kalimatnya (Even though+Subjek+pelengkap kalimat), perbedaannya hanya pada penegasan/penguatan makna kalimat saja.

3. Though

Digunakan dengan pola kalimat seperti berikut:
- Though she loves shopping, she decided not to buy a new dress this time
- Though he hadn't studied for the exam, he passed with a good score
   atau He hadn't studied for the exam, he passed with a good score, though

Disini, 'though' memiliki arti dan posisi yang sama dalam kalimat seperti although dan eventhough. Adapun penggunaan though bisa dijumpai dalam percakapan yang tidak formal. Khusus untuk though, posisinya dapat digunakan di akhir kalimat seperti pada contoh yang kedua diatas.


4. In spite of

- She went to the college in spite of the rain
- In spite of the bad weather, they decided to sail to Sabang

5. Despite

-Despite having lived in Banda Aceh for 2 weeks, he still has no friend 

In spite of dan despite memiliki arti yang juga sama dan dapat digunakan dalam susunan kalimat yang memiliki kata benda/noun didepannya (In spite of/ Despite + noun + pelengkap kalimat). Selain itu, tanda koma tidak digunakan ketika posisi in spite of atau despite ada di posisi tengah dalam kalimat. Dan yang juga perlu diingat, jangat sampai terjebak dengan kata yang tidak sesuai seperti: In spite atau despite of yang seharusnya adalah In spite of dan despite (tanpa of).

Ok, itulah poin-poin penting yang perlu diingat dalam pembahasan singkat kali ini, semoga mudah dipahami dan tidak mudah terjebak lagi oleh soal-soal bahasa Inggris maupun penggunaannya sehari-hari. :-) Segala feedback berupa tambahan, saran, perbaikan, ataupun komentarnya sangat disarankan. 

Selasa, 01 September 2015

Sekilas Informasi Berbagai Beasiswa FULL (Free Biaya Kuliah, Tempat Tinggal, Tiket PP, Asuransi Kesehatan, dan Biaya Lainnya)

Selama ini, informasi yang erat kaitannya dengan beasiswa tidak jarang kita temukan di berbagai media baik itu dari publikasi melalui internet maupun pada acara seminar yang diadakan. Namun, seringkali sebagai pemburu beasiswa kita 'dikecewakan' dengan pendanaan yang tidak penuh, seperti hanya membiayai biaya kuliah dan akomodasi saja ataupun terkesan penuh namun kita masih harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk membuat visa, mengurus asuransi, tiket pesawat, dsb. Tentu saja hal tersebut masih merupakan suatu kendala bagi beberapa calon pelamar beasiswa yang mengharapkan pembiayaan penuh selama masa studinya.

Sepengetahun saya, terdapat beasiswa penuh yang selama ini populer di kalangan pelajar, khususnya yag ada di Indonesia. Disini, saya akan mengurutkannya berdasarkan negara tujuan studi beserta beasiswa yang tersedia.

1. Amerika: Fullbright, Prestasi, LPDP
(Detail menyusul)

2. Australia: AAS, Endeavour, LPDP
(Detail menyusul)

3. Inggris: Chevening, LPDP
(detail menyusul)

4. Indonesia: LPDP
( Detail menyusul)

5.

-- Tulisan ini akan terus diupdate kembali dengan lebih lengkap--
Update terakhir: 16 Okt 2015.